Mendengar kabar bahwa dompetmu hilang, seketika aku kaget. Kala itu aku baca timeline twittermu, “Dompetku ilang”. “Jdeerrrr...” bagai petir di siang bolong. Langsung aku mention, tapi menunggu balasanmu yang tak kunjung datang aku beralih ke facebook. Melihat namamu yang sedang aktif, kuberanikan diriku untuk me-ngechat akunmu. A: “ilang ndok ndi dompetmu?” X: “lugur.” A: “nang?” X: “mari ngeloundry klambi.” A: “KTP, ATM, SIM dll ilang?” X: “kabeh.” A: “terus manganmu?” X: “utang.” A: “ibumu wes ngerti?” X: “wes.” A: “sabar.” X: “iyo.” Gimana menurut kalian? “Gilaaa datar banget bukan?! Hahaha” Namun aku sudah sedikit lega, setidaknya aku mengerti kabarnya. Jujur saat itu aku panik, aku berpikir dengan uang apa dia makan nanti. Sebenarnya aku ragu untuk menanyakan yang lebih lagi kepadanya, aku takut dia malah ilfil. Karena sadar aku hanya
Kindness is like coffee. It awakens your spirit & improves your day :)