Hai kamu, ingin sekali sebenarnya aku mengabarimu kalau aku sudah lulus verivikasi J Kamu tahu, betapa girangnya aku saat itu. Loncat-loncat seperti anak balita yang dikasih permen. Tapi aku mengurungkan niatku untuk mengabarimu. Karena apa? Karena aku berpikir kamu sudah melupakannya. Padahal ingin sekali aku mengabarimu, kalau teman baikmu ini lagi bahagia. Aku berharap suatu hari nanti aku dapat berteman baik denganmu lagi. Kota kita memang nantinya akan berpisah, tapi percayalah! Magis pesan singkatmu masih membekas di hatiku. Kalau kita tak bisa lagi bertemu secara raga, tapi aku berharap bisa bertemu denganmu di dalam tidurku. Mampir dong di alam tidurku. Walau hanya sekejap. Aku ingin bercerita tentang sosok berjaket nih ke kamu. Kemarin semalaman aku berbalas pesan dengannya sampai larut. Walau kemarin malam horor tapi berubah menjadi malam yang hangat. Menurutmu aku mungkin plin-plan yah? Soalnya aku masih saja terus membicarakan sosok berjaket. Hhhh... aku sendiri bing
Kindness is like coffee. It awakens your spirit & improves your day :)