Langsung ke konten utama

Nasihat Diri

You can't make yourself feel positive, but you can choose how to act, and if you choose right, it builds your confidence. Wushuuu. . . abot nggik omonganmu haha

Sometimes, kita emang gabisa ngebuat diri kita selalu berfikir positif. Padahal, be positive thinking itu perlu banget. Dengan kita selalu berfikir positif kita jadi ngerasa bersyukur tiap harinya, ngerasa hidup ini lebih bersahabat, lebih menghargai dan mensyukuri segala potensi kita. Realitanya, it’s very difficult. Really! Karena terkadang otak dan hati sering berjalan ga sejalan. Berbicara memang mudah. Berpikir apalagi, mudah. Merasakan juga tak sulit. Tapi, bagaimana ketika semuanya harus bekerja secara bersamaan? Tidak semudah yang dibayangkan, tidak mudah. Lagi-lagi aku terjebak dalam situasi seperti ini. Ingin ikuti kata bibir? Tapi, tidak sejalan dengan kata hati, walaupun pikiran mendukung perkataan mulut. Ingin ikuti kata hati? Tapi, tidak sejalan dengan ucapan yang keluar dari bibir, walaupun pikiran mendukung apa yang dirasakan dalam hati. Pikiran, ucapan dan perasaan tidak akan pernah bisa sejalan jika tidak disadari dengan kata IKHLAS. Pikiran yang ikhlas, ucapan yang keluar dengan ikhlas, dan perasaan yang sangat ikhlas. So, intinya kita mungkin sulit ngebuat kita selalu berfikir positif tiap harinya. Tapi, kita bisa memilih bagaimana kita akan bertindak. Dan itu akan lebih mudah ngebuat kita merasa bersyukur tiap harinya. Semua itu akan menjadi mudah bila kita membiasakannya. Fighting!!! “Your beliefs become your thoughts. Your thoughts become your words. Your words become your actions. Your actions become your Habits. Your habits become your values. Your values become your destiny” -Mahatma Gandhi-




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Come Back

Finally, akhirnya nulis lagi. Terakhir upload 1,5 tahun yang lalu. Jeda yang sangat lamaaa... Emang amatiran banget, ga konsisten haha So, I am come back. Beberapa bulan ini dan kedepan adalah bulannya ujian kesabaran. Loh kok bisa? Yuhuu bulannya angkatanku pada sempro, ada yang mau sidang, ataupun ada yang mau wisuda dan bahkan banyak yang nikah. “Kon kapan nggik?” STOP dengan pertanyaan jahat itu! haha This whole thing got me thinking, apakah poin dari kita hidup adalah untuk cepet-cepetan ngelakuin sesuatu? Kenapa juga kita mesti cepet-cepetan ngelakuin sesuatu? Cepet-cepetan achieve sesuatu? Dan kenapa kita harus ngikutin pattern yang udah ada, yang udah dilakuin sama orang-orang sebelum kita? I am 22 now. Apakah aku seharusnya sudah sempro? “waduh penelitihan pendahuluan aja belum haha” Apakah aku seharusnya sudah wisuda? “helloo pendamping wisudamu belum ada nggik haha Oke itu nggak penting, pendamping ter-so sweet adalah keluarga”. Apakah seharusnya sekarang aku su

Say Something

“Say something , I’m giving up on you. I’ll be the one, if you want me to. Anywhere, I would’ve followed you. I’m still learning to love.  Just starting to crawl. You’re the one that I love”. Yeah... itulah kalimat yang selalu aku tunggu darimu. Iya kamu! Kamu yang selalu menggoyak setiap imajinasiku. Kamu yang selalu hadir di dalam bunga tidurku. Kamu yang selalu punya ruang di hatiku. Sosokmu yang selalu nyata di mimpiku, tapi tak pernah hadir di duniaku. Sosokmu yang selalu dapat kurasakan di batinku, tapi tak selalu dapat kusentuh ragamu. Akankah semua hanya ilusi? Tapi nampaknya kamu yang selalu memaksaku untuk mengingatmu. Terlena dalam ilusi manjamu. Harusnya aku sadar! bahwa ini hanya ilusi, yang tak akan jadi nyata. Bagai fatamorgana di gurun pasir. Aku ingin menghilangkan semua ilusi itu agar aku dapat segera melewatkanmu. Melewatkan segala kenangan yang ada. Melewatkan segala bayang semumu. Dan aku ingin melakukan itu semua. Tapi nampaknya magis auramu begitu kuat untuk m