Halo, kamu yang akhirnya berhasil membuatku
mencinta. Sudikah kiranya kamu mendengar cerita?
Sejak pertama kali kita bertemu, sesuatu yang
“salah” terjadi pada diriku. Bukan dalam
artian buruk, tentunya. Justru ini adalah jenis “kesalahan” yang aku suka. Suka
tidak suka, dirimu ada dalam kepala.
Meski
kamu belum tentu sudi menerima kehadiran perasaan ini, izinkan aku untuk
mencurahkan melalui tulisan sederhana yang mungkin bahkan tak akan pernah
sempat kau baca.
Tahukah
Kamu Bahwa Kehadiranmu Begitu Menyedot Perhatian?
Aku bukanlah orang yang gemar
menaruh perhatian kepada orang lain. Terlalu sibuk mengejar mimpi dan asik
dengan duniaku adalah agenda kehidupan yang tak pernah ingin kukhianati. Bagiku
hidup adalah proses membentuk diri. Setengah mati aku berusaha menyingkir dari
roman percintaan. Tak ada gunanya menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk
menjadi pekerja cinta. Sudah banyak contoh orang yang dibuat kecewa.
Di awal perjalanan semuanya
masih dapat kukendalikan. Semua itu kujalani dengan penuh sadar, sampai pada
saat kamu datang membalik keadaan. Mengacak-acak semua
tujuan hidup yang sedang diperjuangkan. Kamu merusak ‘aturan’ hidup yang kubuat sendiri.
Walau
Sampai Hari Ini Penaklukan Hatiku Olehmu Masih Menjadi Sebuah Misteri, Aku Bisa
Menerimanya Tanpa Perlu Bertanya Lagi
Harus
kuulangi bahwa jatuh cinta padamu adalah sebuah realita yang tak pernah kurencanakan. Sama
seperti datangnya rezeki dan kemalangan, sebagai manusia aku hanya bisa
menerima segala penentuan. Aku hanyalah lakon dalam
penggalan drama kehidupan ini dan sebagai sang sutradara Ia berhak menentukan
segalanya. Ya, termasuk juga menitipkan rasa kasih yang datangnya tiba-tiba.
Di
satu sisi aku merasa bahagia karena akhirnya masih layak merasa cinta. Namun di
sisi yang lain ada pertanyaan tersimpan yang sejujurnya ingin sekali aku
tanyakan. Apakah kau di sana menyimpan rasa yang sama? Apakah kamu juga menaruh
perhatian yang sepadan? Atau, apakah pernah sosok diriku muncul di pikiran?
Ini Adalah
Cerita Tentang Rasa yang Tengah Kuperjuangkan, Tanpa Tahu Bagaimana
Akhirnya Akan Dituntaskan
Ribuan
pertanyaan tentang perasaan yang
terus bergelayut di pikiran ini diam-diam mulai kususun dalam doa. Merangkainya
menjadi kepingan permohonan panjang kepada Tuhan, agar ia tak lupa menitipkan
rasa yang sama. Setiap waktu aku bertekun, bertelut, dan melipat tangan jika
pasangan jiwa yang telah dipersiapkan adalah kamu yang kini namanya senantiasa
kurapal dalam doa malam. Segenap doa ini aku ucapkan dengan penuh kerendahan,
berharap suatu saat waktu
kebersamaan kita akan datang.
Jika
waktu itu sudah tiba, akan kupastikan aku siap menyambutmu dengan tangan
terbuka. Kesederhaanmu yang membuatku jatuh cinta sudah sepatutnya disambut
dengan penuh sukacita. Terimakasih telah menghadirkan dunia tak pernah diduga
sebelumnya. Kamu adalah kejutan dari Tuhan yang sebenar-benarnya.
Dariku, yang
senantiasa menyebut namamu dalam doa
Komentar
Posting Komentar